SELAMAT DATANG DI WEBSITE MY CREATION, SEMOGA BISA MEMBERIKAN INSPIRASI

Selasa, 11 Oktober 2011

SEJARAH AL-QUR'AN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
           
Setiap muslim percaya, bahwa al-Quran adalah sumber nilai dan ajaran Islam yang paling utama. Kepercayaan akan kebenaran al-Quran, sebagai seperangkat wahyu yang diturunkan kepada Muhammad saw., merupakan salah satu dari rukun Islam yang enam. Tetapi percaya asal percaya tidak bisa disamakan dengan percaya yang didasarkan atas pengetahuan dan pemahaman. Seberapa jauhkah ummat Islam mengetahui dan memahami kandungan al-Quran? Ini adalah pertanyaan yang teramat krusial. Dari sini kita bisa menjelaskan sebab-sebab kegagalan atau keberhasilan ummat dalam mengamalkan ajaran-ajaran al-Quran. Karena amal Qurani adalah merupakan tafsir kandungan al-Quran sendiri. Sementara itu sejarah ummat Islam telah mencatat, betapa diantara para-pemikir muslim sendiri timbul perbedaan, baik dalam memahami makna kandungan al-Quran, maupun tentang status al-Quran sendiri.


1.2       RUMUSAN MASALAH
           
            Dalam penulisan makalah tentang sejarah al-quran ini, penulis merumuskan masalah yang akan menjadi pembahasan, diantaranya :
1. Apakah Pengertian al-Quran?
2. Bagaimanakah al-Quran itu diturunkan?
3. Bagaimana al-Quran itu dikumpulkan?









BAB II
PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN AL-QUR’AN

2.1.1    Pengertian Etimologi (Bahasa)

Para ulama berpendapat dalam menjelaskan al-qur’an dari segi deverasi (isytiqaq), cara melafalkan (apakah memakai hamzah atau tidak). Para ulama yang mengutamakan bahwa cara melafalkannya menggunakan hamzah telah terjadi perbedaan pendapat:
Pendapat Pertama : di antaranya Al-Lihyani, berkata bahwa kata Al-Qur’an merupakan kata jadian dari kata dasar qara (membaca) sebagai mana kata rujhan dan ghufran. Kata ini kemudian dijadikan sebagaimana firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penamaan ini termasuk dalam katagori “tasmiyah al-maf’ul bi al-mashdar” (penanaman isim maf’ul dengan isim mashdar). Mereka merujuk firman Allah:
¨bÎ) $uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ
Artinya :
Sesungguhnya atas kandungan Kami-lah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka itulah bacaannya. (Q.S Al-Qiyamah:17-18)

Pendapat Kedua, di antaranya Az-Zujaj, kata Al-Qur’an merupakan kata sifat, diambil dari kata dasar al-qar yang artinya menghimpun. Kata ini kemudian dijadikan nama bagi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang menghimpun surat, ayat, kisah, perintah dan larangan, atau menghimpun intisari kitab-kitab suci sebelumnya.

Para ulama mengatakan bahwa cara melafalkan Al-Qur’an tidak menggunakan hamzah pun terpecah dalam dua kelompok:
Kelompok pertama: diantaranya adalah Al-Asy’ari, mengatakan bahwa kata Al-qur’an diambil diambil dari kata kerja qarana (menyertakan) karenaAl-Qur’an menyertakan surat, ayat, dan huruf-huruf.
Kelompok kedua: diantaranya Al-farra menjelaskan bahwa kata Al-Qur’an diambil dari kata dasar qara’in (penguat) karena Al-Qur’an terdiri atas ayat-ayat yang saling menguatkan dan terdapat kemiripan satu ayat dengan ayat-ayat yang lainnya.[1]
Pendapat lainnya adalah Al-Qur’an merupakan nama personal (al-alam asy-syakhsyi), bukan merupakan devirasi bagi kitab yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW[2]. Para ulama menjelaskan bahwa penanaman itu menunjukan bahwa Al-Qur’an telah menghimpun intisari kitab-kitab Allah yang lain, bahkan seluruh ilmu yang ada. Hal itu sebagaimana telah diisyaratkan olek firman Allah pada surat An-Nahl {16}: 89 dan surat An’am{6}: 38, berikut.
$uZø9¨tRur šøn=tã |=»tGÅ3ø9$# $YZ»uö;Ï? Èe@ä3Ïj9 &äóÓx« Yèdur ZpyJômuur 3uŽô³ç0ur tûüÏJÎ=ó¡ßJù=Ï9 ÇÑÒÈ
Artinya :
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu.” (Q.S An-Nahl: 89)

2.1.2    Pengertian Terminology (Istilah)

Menurut Manna’ AlQaththan:[3] “Kitab Allah yang diturunkan kepada Nubi Muhammad SAW dan orang yang membacanya akan memperoleb pahala.” Sedangkan menurut Abu Syahbah: “Kitab Allah yang diturunkan kepada nabi terakhir, Muhammad SAW, baik lafadz maupun maknanya diriwayatkan secara mutawatir, yakni dengan penuh kepastian dan keyakinan (kesesuaiannya dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad), serta ditulis pada mushaf mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas.” Menurut kalangan pakar ushul fiqih, fiqih, dan bahasa Arab: “Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad, lafazh-lafazhnya mengandung mukjizat, mermbacanya mempunyai nilai ibadah, diturunkan secara mutawatir  dan ditulis pada mushaf mulai dari awal surat Al-Fatihah sampai akhir surat An-Nas.”

2.2    HIKMAH DIWAHYUKANNYA Al-QURAN SECARA BERANGSUR-ANGSUR
20
 
Al-Quran diturunkan dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi sampai 9 Dzulhijjah pada Haji Wada’ tahun 63 dari kelahiran Nabi atau tahun 10 H.[4]
Proses turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW. melalui tiga tahapan, yaitu:
1.      Al-Quran turun secara sekaligus dari Allah ke lauh al-Mahfuzh, yaitu suatu tempat yaig merupakan catatan tentang segala ketentuan dan kepastian Allah. Proses pertama ini diisyaratkan dalamAl-Qur’an
ö@t/ uqèd ×b#uäöè% ÓÅg¤C ÇËÊÈ Îû 8yöqs9 ¤âqàÿøt¤C ÇËËÈ
Artinya:
“Bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Quran yang mulia. Yang (tersimpan) dalam Lauh Al-Mahfuzh.” (Q.S. AI-Buruj : 21-22)
Diisyaratkan pula oleh firman Allah:
¼çm¯RÎ) ×b#uäöà)s9 ×Lq̍x. ÇÐÐÈ Îû 5=»tGÏ. 5bqãZõ3¨B ÇÐÑÈ žw ÿ¼çm¡yJtƒ žwÎ) tbr㍣gsÜßJø9$# ÇÐÒÈ ×@ƒÍ\s? `ÏiB Éb>§ tûüÏHs>»yèø9$#
Artinya :
“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak menyentuhnya, kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.” (Q.S. Al-Waqi’ah : 77-80)

2.      Al-Quran diturunkan dari Lauh Al-Mahfuzh ke Bait Al-Izzah (tempat yang berada di langit dunia). Proses kedua ini diisyaratkan Allah dalam:
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû Ï's#øs9 Íôs)ø9$# ÇÊÈ
Artinya :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan.” (Q.S. Al-Qadar : 1)
Juga diisyaratkan dalam firman-Nya:
!$¯RÎ) çm»oYø9tRr& Îû 7's#øs9 >px.t»t6B 4 $¯RÎ) $¨Zä. z`ƒÍÉZãB ÇÌÈ
Artinya :
“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”  (Ad-Dukhan : 3)
3.      Al-Quran diturunkan dari Bait Al-Izzah ke dalam hati Nabi melalui malaikat Jibril dengan cara berangsur-angsur sesuai dengan kebutuhan. Adakalanya satu ayat, dua ayat, bahkan kadang-kadang satu surat. Mengenai proses turunnya Al-Quran dalam tahap ketiga diisyaratkan dalam:
AttR ÏmÎ/ ßyr9$# ßûüÏBF{$# ÇÊÒÌÈ 4n?tã y7Î7ù=s% tbqä3tGÏ9 z`ÏB tûïÍÉZßJø9$# ÇÊÒÍÈ Ab$|¡Î=Î/ <cÎ1ttã &ûüÎ7B ÇÊÒÎÈ
Artinya
“... Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al’Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang yang memberi peningatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (Q.S. Asy-Syu’ara’: 193-195)
Sering pula wahyu diturunkan untuk menjawab pertanyaan para sahabat yang dilontarkan kepada Nabi atau membenarkan tindakan Nabi SAW. Di samping itu, banyak pula ayat atau surat yang diturun tanpa melalui latar belakang pertanyaan atau kejadian tertentu.
Diturunkannya Al-Quran secara berangsur-angsur mengandung hikmah dan faedah yang besar sebagaimana dijelaskan dalam:
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. Ÿwöqs9 tAÌhçR Ïmøn=tã ãb#uäöà)ø9$# \'s#÷Häd ZoyÏnºur 4 y7Ï9ºxŸ2 |MÎm7s[ãZÏ9 ¾ÏmÎ/ x8yŠ#xsèù ( çm»oYù=¨?uur WxÏ?ös? ÇÌËÈ

0 komentar:

Posting Komentar